Senin, 30 April 2012


Strategi Pembangunan
dan
Pemerataan di Indonesia

o   Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
¨      Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,menyebar,terarah dan memusat,sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi
¨      Pertumbuhan ekonomi akan di nikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle – down-effect)-pendisribusian kembali.
¨      Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.

o   Beberapa strategi pembangunan ekonomi :

1.      Strategi Pertumbuhan
·         strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi
·         pertumbuhan eknomii akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
·         jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi

2.      Strategi Pembangunan dengan Pemerataan

Inti dari konsep ini yaitu dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaac induk, dan paket program terpadu.

3.      Strategi Ketergantungan

Inti dari konsep ini adalah untuk membebaskan suatu negara dari kemiskinan yang lebih disebabkan karena adanya ketergantungannegara tersebut dari pihak/negara lain, maka perlu mengarahkan upaya pembangunan ekonomi. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya: meningkatkanproduksi nasional disertai dengan penigkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sebagainya.

4.      Strategi yang Berwawasan Ruang

Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang seperti daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) lebih kecil dari pada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash effect).

5.      Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia

Pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan oerbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi). Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, tidak mengabaikan strategi pertumbuhan, dan strategi yang berwawasan ruang.




o   Manfaat Perencanaan Pembangunan

·         Diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan
·         Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek pengembangan, juga mengenai hambatan dan resioko yang mungkin dihadapi
·         Memberi kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang baik
·         Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya
·         Akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
·         Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan
·         Dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.

o   Periode perencanaan pembangunan :

1.      Sebelum orde baru
·         periode 1945 – 1950
·         periode 1951 – 1955
·         periode 1956 – 1960
·         periode 1961 – 1965

2.      Setelah orde baru
·         Periode Repelita I (1969/70 – 1973/74)
Menitikberatkan  pada sector pertanian dan industry yang mendukung sector pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.



·         Periode Repelita II (1974/75 – 1978/79)
Meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan meningkatkan industry yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

·         Periode Repelita III  (1979/80 – 1983/84)
Meletakkan titik berat pada sector pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industry yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

·         Periode Repelita IV  (1984/85 – 1988/89)
Meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan usaha – usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang dapat menghasilkan mesin- mesin industry sendiri, baik industry ringan yang akan terus dikembangkan dalam repelita – repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

·         Periode Repelita V  (1989/90 – 1993/94)

Source: 


Pengangguran dan Inflasi

       I.            Pengertian Inflasi dan Pengangguran
Inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu: 1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) dan 2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation) 3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation). Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) atau inflasi dari sisi permintaan (demand side inflation) adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan eko-nomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
Penganguran adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau keahlian maupun orang yang tidak memiliki keahlian tertentu yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan tetap. Pengangguran di sebabkan oleh banyaknya jumlah pencari pekerjaan namun lapangan kerjanya sedikit atau tidak sebanding dengan yang dibutuhkan. Di Indonesia sendiri jumlah pengangguran tiap tahun bertambah karena pemerintah tidak dapat memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang di miliki. Oleh sebab itu, maka perekonomian di Indonesia masih dalam tahap kurang berjalan sempurna atau masih memiliki banyak kendali.
     II.            Hubungan Pengangguran, Inflasi, dan Pertumbuhan di Indonesia
A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. 
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Oleh karena sebab itu If real GDP grows too quickly, however, it can cause price inflation as firms are forced to bid against one another for increasingly scarce workers” atau dengan kata lain Jika PDB riil tumbuh terlalu cepat, namun, hal ini dapat menyebabkan inflasi harga sebagai perusahaan dipaksa untuk penawaran terhadap satu sama lain untuk pekerja semakin langka. In contrast during trough periods of the business cycle the economy is experiencing declines in real GDP, and unemployment rates are high.Atau dengan kata lain, sebaliknya selama periode melalui siklus bisnis ekonomi mengalami penurunan PDB riil, dan tingkat pengangguran yang tinggi. Terdapat suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.
Source :
·         inflasi-dan-pengangguran-di-indonesia-1.pdf

Nama   : Hapsari Widayani
Kelas   : 1EB04
NPM   : 23211213