Jumat, 26 Oktober 2012


Pengaruh Supply Side Policy dengan Agregat Demand
(AD) dan Agregat Suppy (AS)


Oleh
SMAK 05

Hapsari Widayani (23211213)
J. Asfirotun (27211827)
Siti Iqlima Zeinia (26211808)



Menurut Wikipedia.com kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Dalam ilmu ekonomi kita mengenal dua kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi seperti inflasi.
Dua kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi:
1.                  Kebijakan Moneter
2.                  Kebijakan Fiskal
Kebijakan dari sisi penawaran akan berdampak pada:
1.                  Investasi
2.                  Kesejahteraan
3.                  Pendidikan
4.                  Pasar tenaga kerja
5.                  Produktivitas/efisiensi
6.                  Perkembangan teknologi

Dalam kebijakan fiskal terdapat kebijakan yang pernah dipakai saat ekonomi Amerika Serikat (AS) sedang hancur, yaitu kebijakan dari sisi penawaran (Supply-Side Policy). Kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan cara menaikan penawaran agregat. Kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat. Contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.












Pada awalnya saat terjadi krisis pada AS tahun 70-an, pemerintah AS memakai kebijakan moneter untuk menurunkan laju inflasi. Cara itu gagal dan barulah dipakai kebijakan fiskal. Kebijakan dari sisi penawaran muncul tahun 1970-an, dan semakin populer tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat. Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran langsung dijalankan oleh Reagan, maka pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics. Bagaimanapun, tidak ada definisi yang spesifik dari Reaganomics ini selain kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah Reagan, terutama tahun 1981-1982. Kebijaksanaan yg dianut oleh Reagan untuk menghadapi inflasi & kelesuan ekonomi pada tahun 80-an sesuai anjuran aliran baru Dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics).

Kebijakan sebelumnya yaitu kebijakan fiskal dan moneter hanya terpaku pada perekonomian dari sisi permintaan. Kebijakan dari sisi penawaran menawarkan pandangan bahwa bukan segi permintaan yang harus diperbaiki melainkan melalui sisi penawaran.

Kebijakan dari sisi penawaran ini berpendapat bahwa lebih baik meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaat sumber daya daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, kebijakan dari sisi penawaran menawarkan program baru yaitu penurunan pajak. Alasannya, penurunan pajak akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi. Hal tersebut mendorong peningkatan dalam produksi. Peningkatan tersebut berakibat pada turunnya angka pengangguran. Hal itu juga berdampak pada redanya inflasi.

Tekanan utama kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka panjang. Hal itu dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi.

Menurut Robert A. Mundel jika terjadi krisis ekonomi lebih baik menggunakan kombinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan moneter dalam bentuk kebijakan uang ketat untuk membendung inflasi. Sedangkan kebijakan fiskal menggunakan program pengurangan pajak agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tujuan dari kebijakan dari sisi penawaran adalah dalam program pemotongan pajak akan menguntungkan semua pihak. Pekerja memeperoleh pendapatan sesudah pajak (income after tax) yg lbh tinggi. Pemerintah juga memperoleh penerimaan total pajak yg juga lebih besar. Jam kerja yg lama berarti output nasional akan meningkat dan perekonomian akan berkembang.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kebijakan ini akan berpengaruh pada pengguna dana sendiri oleh swasta terhadapa peningkatan outpun nasional, memperluas kesempatan kerja, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Lain halnya jika mendahulukan pungutan pajak untuk kemudian dialokasikan pemerintah dalam berbagai program pembangunan.

Jika melihat dari kurva diatas bisa disimpulkan bahwa dengan memakai kebijakan dari sisi penawaran walaupun tingkat inflasi masih tinggi, tetapi pendapatan negara bertambah. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dengan kebijakan penurunan pajak maka perusahaan akan dengan mudah membeli bahan baku dan menambah tenaga kerja. Otomatis pendapatan negara akan naik.

Kesimpulannya, kebijakan dari sisi penawaran ini dapat dijadikan alternatif terbaik jika terjadi masalah ekonomi dalam sebuah negara. Hal ini dikarenakan dengan memakai kebijakan ini bisa sekaligus menaikan pendapatan sebuah negara.


                                                       
Sumber:
http://speunand.blogspot.com/2011/01/aliran-sisi-penawaran.html
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/05/15/kebijakan-fiskal/
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar