Pengaruh Supply Side Policy dengan Agregat Demand
(AD) dan Agregat Suppy (AS)
Oleh
SMAK
05
Hapsari
Widayani (23211213)
J.
Asfirotun (27211827)
Siti
Iqlima Zeinia (26211808)
Menurut
Wikipedia.com kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan
hukum. Dalam ilmu ekonomi kita mengenal dua kebijakan untuk mengatasi masalah
ekonomi seperti inflasi.
Dua
kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi:
1.
Kebijakan Moneter
2.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan
dari sisi penawaran akan berdampak pada:
1.
Investasi
2.
Kesejahteraan
3.
Pendidikan
4.
Pasar tenaga kerja
5.
Produktivitas/efisiensi
6.
Perkembangan teknologi
Dalam
kebijakan fiskal terdapat kebijakan yang pernah dipakai saat ekonomi Amerika
Serikat (AS) sedang hancur, yaitu kebijakan dari sisi penawaran (Supply-Side
Policy). Kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dengan cara menaikan penawaran agregat. Kebijakan fiskal dapat
secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga
penawaran agregat. Contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi
perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena mereka
memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat
dibelanjakan.
Pada
awalnya saat terjadi krisis pada AS tahun 70-an, pemerintah AS memakai
kebijakan moneter untuk menurunkan laju inflasi. Cara itu gagal dan barulah
dipakai kebijakan fiskal. Kebijakan dari sisi penawaran muncul tahun 1970-an,
dan semakin populer tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat.
Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran langsung dijalankan oleh
Reagan, maka pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics.
Bagaimanapun, tidak ada definisi yang spesifik dari Reaganomics ini selain
kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah Reagan,
terutama tahun 1981-1982. Kebijaksanaan yg dianut oleh Reagan untuk menghadapi
inflasi & kelesuan ekonomi pada tahun 80-an sesuai anjuran aliran baru
Dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics).
Kebijakan
sebelumnya yaitu kebijakan fiskal dan moneter hanya terpaku pada perekonomian
dari sisi permintaan. Kebijakan dari sisi penawaran menawarkan pandangan bahwa
bukan segi permintaan yang harus diperbaiki melainkan melalui sisi penawaran.
Kebijakan
dari sisi penawaran ini berpendapat bahwa lebih baik meningkatkan pendapatan
nasional melalui pemanfaat sumber daya daripada mencoba menekan atau meredakan
fluktuasi ekonomi. Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, kebijakan dari
sisi penawaran menawarkan program baru yaitu penurunan pajak. Alasannya,
penurunan pajak akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi. Hal tersebut
mendorong peningkatan dalam produksi. Peningkatan tersebut berakibat pada
turunnya angka pengangguran. Hal itu juga berdampak pada redanya inflasi.
Tekanan
utama kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka
panjang. Hal itu dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan
perubahan teknologi.
Menurut
Robert A. Mundel jika terjadi krisis ekonomi lebih baik menggunakan kombinasi
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan moneter dalam bentuk
kebijakan uang ketat untuk membendung inflasi. Sedangkan kebijakan fiskal
menggunakan program pengurangan pajak agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tujuan
dari kebijakan dari sisi penawaran adalah dalam program pemotongan pajak akan
menguntungkan semua pihak. Pekerja memeperoleh pendapatan sesudah pajak (income
after tax) yg lbh tinggi. Pemerintah juga memperoleh penerimaan total pajak yg
juga lebih besar. Jam kerja yg lama berarti output nasional akan meningkat dan perekonomian
akan berkembang.
Seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwa kebijakan ini akan berpengaruh pada pengguna
dana sendiri oleh swasta terhadapa peningkatan outpun nasional, memperluas
kesempatan kerja, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Lain halnya jika
mendahulukan pungutan pajak untuk kemudian dialokasikan pemerintah dalam
berbagai program pembangunan.
Jika
melihat dari kurva diatas bisa disimpulkan bahwa dengan memakai kebijakan dari
sisi penawaran walaupun tingkat inflasi masih tinggi, tetapi pendapatan negara
bertambah. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dengan kebijakan penurunan pajak
maka perusahaan akan dengan mudah membeli bahan baku dan menambah tenaga kerja.
Otomatis pendapatan negara akan naik.
Kesimpulannya,
kebijakan dari sisi penawaran ini dapat dijadikan alternatif terbaik jika
terjadi masalah ekonomi dalam sebuah negara. Hal ini dikarenakan dengan memakai
kebijakan ini bisa sekaligus menaikan pendapatan sebuah negara.
Sumber:
http://speunand.blogspot.com/2011/01/aliran-sisi-penawaran.html
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/05/15/kebijakan-fiskal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar